Pelajaran : Bahasa Arab Peminatan
Kelas : XII Agama
Pertemuan : Ke-5
Waktu : 45 Menit
Materi. : الاستعارة
KOMPETENSI DASAR
3.2 Menganalisis konsep, bentuk, makna dan fungsi الاستعارة و أنواعها، مجاز و أنواعه dalam kalimat sesuai dengan konteks
INDIKATOR :
3.2.1. Memetakan konsep tentang الاستعارة dengan tepat
الخطوات
1. استعدوا نفسكم و آلات درسيتكم
2. نبدأ تعلمنا بقراءة بسملة
3. اقرا المادة. 👇👇
4. Beri 1 contoh istiarah dan penjelasannya pada colom comentar di bawah sebagai bukti kehadiran dan hasil belajar kalian hari ini dengan format :
Assalamualaikum-Nama-Kelas_Komentar kalian
5. نختتم درسنا بقراءة حمدلة
مع النجاح
Assalamu'alaikum
ReplyDeleteLuluk lidya zulfa 12agama
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ
(Adalah sebuah kitab yang aku turunkan kepadamu, agar engkau memindahkan manusia dari gelap kepada terang).
Yang dimaksud gelap adalah kesesatan, sedang yang dimaksud dengan terang adalah petunjuk (kebenaran). Jelas pada kedua kata ini ada majaz karena tidak dimaksud makna aslinya. ‘Alaqoh antara kedua makna asli dengan makna yang dimaksud adalah serupa menyerupai yaitu pengertian sesat dengan gelap, dan antara pengertian kebenaran dan terang. Itulah majaz isti’arah.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh_Eka Dian Fitriana 08_XII Agama_
ReplyDeletePembagian Isti'arah
1. Isti’arah Tashrihiyyah
Isti’arah tashrihiyyah adalah isti’arah yang disiratkan dengan musyabbah bih.
2. Isti’arah Makniyyah
Isti’arah makniyyah adalah kalimat yang musyabbah bihnya dibuang lalu disiratkan dengan sesuatu dari salah satu sifatnya.
3. Isti’arah Taba’iyyah
Isti’arah taba’iyyah adalah lafaz yang tempat berlangsungnya al-isti‘arah itu terbentuk dari isim musytaq atau fi’il. Isti’arah taba’iyyah qarinahnya makniyyah.
Tanda Isti'arah
1. Murasysyahah
ما ذُكِرَ معها مُلائم المشبَّهِ بهِ
Yaitu isti’arah yang disebutkan tanda musyabbah bihnya.
2. Mujarradah
ما ذكِرَ معها مُلائمُ المشبَّهِ
Yaitu isti’arah yang disebutkan tanda musyabbahnya.
3. Muthlaqah
ما خَلَتْ منْ مُلائماتِ المشبَّهِ به أو المشبَّه
Yaitu isti’arah yang tidak ada tanda musyabbah bih atau musyabbahnya.
Assalamualaikum_Della fima febrianti_XII Agama_04
ReplyDeleteغَرَّدَ الشاعر بِقَصِيْدَة
Artinya: Penyair itu berkicau (bernyanyi).
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
Artinya: “Ia Berkata "Ya Tuhanku, Sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan Aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku.” (QS. Maryam [19]: 4).
Pada contoh pertama, penyair diserupakan dengan burung karena sama-sama bernyanyi yang disiratkan dengan kata (غَرَّدَ) yang artinya berkicau. Sedang pada contoh kedua kata uban disamakan dengan api yang sama-sama menyala dan disiratkan dengan kata (اشْتَعَلَ).
Umy qoridatus sa'adah_XII Agama_24
ReplyDelete1. Isti’arah Tashrihiyyah
هي ما صُرَّحَ فيها بلَفظِ المشبَّه بهِ
Isti’arah tashrihiyyah adalah isti’arah yang disiratkan dengan musyabbah bih.
Contoh:
رَأَيْتُ أَسَدًا فِي الْفَصْلِ
Artinya: Saya melihat “singa” di kelas.
Assalamualaikum-Ayu Nur Jannah-XII Agama_
ReplyDeleteعَضَّنَا الدَهْرُ بِنَا بِهِ
Artinya: Jaman telah menggigit kami dari taringnya
Jaman diserupakan dengan binatang buas. Musyabbah bih dibuang, yaitu binatang namun diisyaratkan dengan suatu kelazimannya yaitu kata “taring”.
Assalamu'alaikum_Dia Aurora_Xll_Agama_(06)
ReplyDeleteIsti’arah Makniyyah
هي ما حُذِفَ فيها المشَبَّهُ بهِ ورُمِزَ لهُ بشيء مِنْ لوازمه
Isti’arah makniyyah adalah kalimat yang musyabbah bihnya dibuang lalu disiratkan dengan sesuatu dari salah satu sifatnya.
Contoh:
غَرَّدَ الشاعر بِقَصِيْدَة
Artinya: Penyair itu berkicau (bernyanyi).
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ شَقِيًّا
Artinya: “Ia Berkata "Ya Tuhanku, Sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan Aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, Ya Tuhanku.” (QS. Maryam [19]: 4).
Pada contoh pertama, penyair diserupakan dengan burung karena sama-sama bernyanyi yang disiratkan dengan kata (غَرَّدَ) yang artinya berkicau. Sedang pada contoh kedua kata uban disamakan dengan api yang sama-sama menyala dan disiratkan dengan kata (اشْتَعَلَ).
Dari segi kata pembentuknya, isti’arah dibagi menjadi ashliyyah dan taba’iyyah.
Assalamualaikum.
ReplyDeleteMiftakhus Sa'adah_18_XII AGAMA
Contoh:
رَأَيْتُ بَحْرًا فِي السُّوْقِ
Artinya: saya melihat “laut” itu di pasar.
Kata (بَحْرًا) pada contoh di atas tidak dimaknai sebagai hakikat melainkan merujuk pada seseorang yang pemurah.
Untuk diingat bahwa isti‘arah merupakan bagian dari al-majaz. Kesamaannya dengan majaz mursal dan majaz aqli terletak pada keharusan adanya qarinah (redaksi kalimat) yang mencegah suatu kata dari makna aslinya. Adapun perbedaannya terletak pada ‘alaqah, di mana pada majaz mursal dan majaz aqli, ‘alaqah (hubungan) antara makna asli dan makna baru adalah ghair musyabahah (tidak ada unsur kesamaan). Sedangkan pada isti‘arah, hubungan antara makna asli dan makna baru adalah musyabahah (adanya unsur kesamaan).
Nur ainul yaqin_XII agama_20
ReplyDeleteAssalamualaikum_XII AGAMA_17
ReplyDeletecontoh isti’arah : طَلَعَ الْبَدْرُ فِي بَرْنَامِجِنَا (Bulan purnama telah datang di acara kita).
Asal taysbih: اَلدَّاعِى كَالْبَدْرِ (Penceramah seperti bulan purnama).
Isti’arah ini disebut isti’arah tashiriyah karena musyabbahnya dibuang/tidak disebut.
isti’arah ini disiratkan dengan musyabbah bih.
DeleteAssalamualaikum
ReplyDeleteDimas Yoga Pratama_XII AGAMA_07
رَأَيْتُ أَسَدًا فِي الْفَصْلِ
Artinya: Saya melihat “singa” di kelas.
seorang yang pemberani (رَجُل شُجَاع) diserupakan dengan (أسدا) (singa), karena sama-sama memiliki sifat keberanian.